Naga bisa menjadi penghuni pekarangan, bisa didepan, dibelakang
rumah atau di pagar pembatas pekarangan. Bisa sebagai alternatif penganekaragaman
pangan juga pemanfaatan pekarangan. P Darmani pensiunan guru Di Desa Rejotangan,Tulungagung,
Jawa Timur menanam sekitar 10 pancang pohon naga dan setelah cukup menikmati
ternyata masih bisa menjualnya 12 kg. Waktu itu Desember 2012, pedagang buah di pasar menerima dengan harga Rp.
9.000/kg naga daging merah kualitas baik
(isi 3-4 buah/kg). Mereka menjualnya dg harga Rp 13.000- Rp 15.000. Lumayan
puas makan makanan sehat tanpa suntikan bahan kimia tapi juga masih bisa
menjualnya. Ada beberapa orang yang mengeluh naganya tidak mau berbuah dan
harus mengawinkan. Tapi P Darmani tidak usah menjadi penghulu. Entah apa yang
menyebabkan yang jelas selain buah naga di pekarangan juga ada 2 pohon
belimbing yang penuh dengan hewan penyerbuk. Apakah itu ada pengaruhnya, belum
tahu.
BIBIT
Bibit berasal dari stek sulur. Potong sulur
80% panjang sulur dari tanaman yang sudah berbuah.
Potong-potong 15 – 30 cm,
keringanginkan, celupkan dalam larutan atonik 1 cc/l selama 3 detik untuk
merangsang pertumbuhan akar. Tanam di polybag atau persemaian. Setelah 3 minggu
bibit berakar, pupuk dengan ZA, TSP, KCl
masing-masing 100 gr/m2.